Rabu, 03 Oktober 2007

kaleng kecil Juki

Suatu siang yang panas. di kolong jalan layang dekat persimpangan jalan kawan Juki bersandar pada pecahan pot bunga. tangannya memegang kaleng kecil yang ia sembunyikan di balik bajunya. tutupnya terbuka dan mengeluarkan aroma kahyangan. lurus matanya menatap gelap sudut kota. konsentrasi ia curahkan untuk mengisap sedalam-dalamnya aroma yang keluar dari kaleng kecil itu. sesaat ia melupakan kerasnya dunia. sesaat ia sudah terbang menuju angkasa.

kawan Juki berusia 12 tahun. cita-citanya seperti kebanyakan bocah lainnya yaitu menjadi seorang pilot. hatinya keras seperti tiang beton penyangga jalan layang. jika ia menginginkan sesuatu maka harus terwujud. namun ia juga tahu batas kemampuannya. kalau ia bilang bisa, maka bisa.

sekarang ia tidak lagi berada di kolong jalan layang. ia justru sedang melayang melihat deretan kendaraan yang tampak kecil dari tempatnya melihat.ia memutuskan untuk melayang lebih tinggi. sekali lagi ia tarik dalam-dalam aroma dari kaleng kecil. maka ia melayang lebih tinggi.

deretan kendaraan tampak seperti urat nadi yang menonjol keluar di lengan kawan Juki. lekukan jalan seperti ular yang merayap diam-diam. kawan Juki memutuskan untuk melayang lebih tinggi. kali ini ia kesusahan menghirup aroma kahyangan karena nafasnya tersengal. mungkin udara di atas semakin menipis.

kawan Juki kini sudah berada di luar orbit. ia bisa melihat bumi yang membiru. senyum sumringah tersungging di wajahnya. mendadak ia merasa kesepian. bumi yang warnanya tampak seperti kelereng kini dikelilingi gelap hitam pekat.

kini matanya hanya bisa menatap hitam. sekelilingnya hanya kekosongan. ia semakin kesepian. nafasnya tercekat. tangan kanannya mencengkeram lehernya. tangan kirinya coba menggapai hampa. ia makin kehilangan kesadaran. ia mengutuk dirinya yang menginginkan terbang setinggi-tingginya. kini ia menyesal. namun ia tak bisa menyalahkan siapa-siapa, lebih tepatnya ia tak tahu harus menyalahkan siapa.

kawan Juki yang terbang terlalu tinggi kini tak tahu bagaimana kembali ke bumi. aroma dari kaleng kecil mengantarnya melayang terlalu tinggi. sementara di bumi, di kolong jalan layang dekat persimpangan teronggok jasad bocah kecil. mungkin itu mayat bocah 12 tahun. tubuhnya dekil, bajunya lusuh. badannya masih hangat, mungkin baru beberapa menit yang lalu ia mati. tangan kanannya mencengkeram lehernya hingga memerah, sementara tangan kirinya menggenggam kaleng kecil.

-MG

© Blogger Templates | Munclagh United