Kamis, 27 September 2007

Muqoddimah...

tatkala nasehat-nasehat diperdengarkan kepada seseorang, seringkali muncul dalam dirinya suatu kesadaran spontan, namun ketika ia keluar dari majelis ilmu hatinya kembali mengeras dan membatu...
kemudian terlihat bahwa manusia sangat berbeda-beda kondisinya dalam hal ini. umumnya manusia tidak berada dalam kondisi yang sama, di saat mendengarkan wejangan dan nasehat-nasehat maupun setelah mendengarkannya.

renungan hati ku telah sampai pada dua kesimpulan.
pertama, nasehat-nasehat itu ternyata laksana cambuk; ketika seseorang habis dipukuli dengan cambuk itu, ia seringkali tak merasa sakit. Kedua, tatkala mendengar nasehat, ia sedang berada dalam kondisi jiwa dan pikiran yang prima. dia terlepas dari segala ikatan duniawi. ia diam dan menghadirkan hatinya. akan tetapi, ketika kembali disibukkan oleh urusan dunia, penyakit lamanya kambuh kembali. bagaimana mungkin ia bisa kembali seperti saat ia mendengarkan nasehat-nasehat itu??

kondisi demikian dapat menimpa setiap kita. hanya mereka yang memiliki kesadaran tingilah yang bisa mengatasi pengaruh-pengaruh duniawi tersebut. ada yang bertekad kuat untuk kokoh berpegang pada prinsip yang sudah diyakininya, lalu ia berjalan tanpa menoleh-noleh lagi, dan ia akan memberontak jika perilakunya tidak lagi sesuai dengan tabiat dirinya.

ada pula yang kadang masih terseret-seret oleh kelalaian akibat pengaruh tabiat dirinya, namun pada saat yang sama nasehat itu masih mempengaruhi dirinya untuk beramal. mereka laksana cabang-cabang pohon yang goyah diterpa hembusan angin. ada pula golongan manusia yang tak terpengaruh apa-apa, hanya sekadar mendengar...mereka laksana batu yang diam...

duhai hatiku, sebuah pertanyaan akan kuajukan....
di posisi manakah peringkatmu???


-MA

© Blogger Templates | Munclagh United